KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunia-Nya
kami dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul “Energi dan Daya Listrik Serta
Penghitungan Rekening Listrik dan Kemagnetan” berhasil diselesaikan tepat pada waktunya.
Dengan
selesainya makalah ini diucapkan terima kasih kepada semua pihak. Serta terimakasih kepada teman-teman
yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam
pembuatan makalah ini.
Penyusunan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................
i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 2
A.
Pengertian Energi Listrik
dan Cara Menghitung Besar Energi Listrik 2
B.
Pengertian Daya Listrik dan
Cara Menghitung Besar Daya Listrik 3
C.
Cara Menghitung Rekening
Listrik.................................................. 5
D.
Hubungan Antara Kalor Dengan Energi
Listrik ............................. 6
E.
Penerapan Energi Listrik
dalam Kehidupan Sehari-hari................................ 7
F.
Kemagnetan..................................................................................... 8
BAB III PENUTUP ................................................................................... 12
A. Kesimpulan ......................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................... 12
.
DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................ 13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Energi
listrik merupakan energi yang paling mudah dan paling banyak dimanfaatkan
manusia dalam kehidupan sehari- hari. Energi listrik juga paling luwes karena
mudah diubah menjadi bentuk energi lainnya. Energi listrik diubah menjadi
energi cahaya dan energi kalor dalam lampu pijar, menjadi energi kinetik pada motor
listrik, dan menjadi energi kalor dalam setrika dan solder listrik. Bila kita
perhatikan jala-jala listrik di rumah, energi listrik banyak digunakan untuk penerangan,
memasak, memanaskan air atau makanan, mendinginkan rumah dll. Karena begitu
pentingnya serta banyaknya manfaat dalam penggunaan energi listrik maka kami
menyusun makalah tentang energi dan daya listrik. Kami akan membahas satu per
satu tentang materi tersebut.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaiman Pengertian Energi Listrik dan Cara Menghitung Besar Energi
Listrik
b. Bagaimana Pengertian Daya Listrik dan Cara Menghitung Besar Daya Listrik
c.
Bagaimana Cara Menghitung
Rekening Listrik
d. Bagaimana
Hubungan Antara Kalor Dengan Energi Listrik
e.
Bagaimana Penerapan Energi
Listrik dalam Kehidupan Sehari-hari
f.
Bagaimana tentang Kemagnetan
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui Bagaiman Pengertian Energi Listrik dan Cara Menghitung
Besar Energi Listrik
b. Untuk mengetahui Bagaimana Pengertian Daya Listrik dan Cara Menghitung
Besar Daya Listrik
c.
Untuk mengetahui Bagaimana Cara
Menghitung Rekening Listrik
d. Untuk mengetahui Bagaimana Hubungan Antara Kalor Dengan Energi
Listrik
e.
Untuk mengetahui Bagaimana Penerapan
Energi Listrik dalam Kehidupan Sehari-hari
f.
Untuk mengetahui Bagaimana
tentang Kemagnetan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Energi Listrik dan Cara Menghitung Besar Energi Listrik
Energi listrik adalah energi yang disebabkan oleh
mengalirnya muatan listrik dalam suatu rangkaian tertutup. Energi listrik dapat
diubah menjadi berbagai bentuk energi yang lain. Sumber-sumber listrik seperti
baterai yang dihasilkan oleh perubahan energi kimia dihasilkan energi listrik
dan ada energi mekanik menjadi energi listrik, bahkan energi panas (kalor)
menjadi energi listrik. Sumber-sumber listrik mempunyai kemampuan untuk
mempertahankan beda potensial antara kedua kutubnya.
Energi
listrik merupakan suatu bentuk energi yang berasal dari sumber arus. Energi
listrik dapat diubah menjadi bentuk lain, misalnya :
• Energi listrik menjadi energi
kalor / panas, contoh: seterika, solder, dan kompor listrik.
• Energi listrik menjadi energi
cahaya, contoh: lampu.
• Energi listrik menjadi energi
mekanik, contoh: motor listrik.
• Energi listrik menjadi energi
kimia, contoh: peristiwa pengisian accu, peristiwa penyepuhan (peristiwa
melapisi logam dengan logam lain).
Untuk menghitung besarnya energi
listrik yang dikeluarkan oleh sumber tegangan, dapat digunakan konsep beda
potensial yaitu dengan persamaan berikut :
Keterangan :
V = Beda potensial dalam satuan volt
(V)
W = Energi yang dikeluarkan sumber
tegangan dalam satuan joule (J)
Q = Besarnya muatan listrik yang
mengalir dalam satuan colomb (C)
Persamaan 1 tersebut dapat juga
ditulis sebagai berikut :
Keterangan :
W = Energi yang dikeluarkan sumber
tegangan (J)
V = Beda potensial (V)
l = kuat arus (A)
t = waktu (s)
Contoh Soal Cara Menghitung Besar
Energi Listrik
1. Lampu yang
dipasang di ruang tamu rumah Bapak Budi tegangannya 220 V mengalir alur listrik
2 A selama 5 menit. Tentukan besar energi listrik yang diperlukan lampu untuk
menyala dengan baik!
Penyelesaian :
Diketahui :
V (beda potensial) = 220 V
l (kuat arus) = 2 A
t (waktu) 5 menit = 300 s
Ditanyakan : W?
Jawab :
W =
V.l.t
=
220.2.300
=
132.000 J
=
132 Kj
2. Sebuah
setrika listrik dipasang pada tegangan 220 volt dan kuat arus 2 ampere. Berapa
energi yang diperlukan selama 5 menit?
Sumber soal: Modifikasi Ebtanas 1997
Pembahasan
Menentukan energi listrik jika diketahui tegangan = 220 volt, kuat arus = 2 ampere, dan waktunya, 5 menit = 300 detik
W = V x I x t
W = 220 x 2 x 300
W = 132000 joule = 132 kJ
Pembahasan
Menentukan energi listrik jika diketahui tegangan = 220 volt, kuat arus = 2 ampere, dan waktunya, 5 menit = 300 detik
W = V x I x t
W = 220 x 2 x 300
W = 132000 joule = 132 kJ
B.
Pengertian
Daya Listrik dan Cara Menghitung Besar Daya Listrik
Pada
alat listrik biasanya terdapat tulisan. Misalkan 220 V 60 W. Apa maksud dari
tulisan tersebut?
Jika
pada alat-alat listrik kita dapati tulisan , misalnya 220 V 50 W, artinya bahwa
alat tersebut akan dapat bekerja dengan baik jika dipasang pada tegangan 220 V
dan daya listrik yang digunakan adalah 50 watt.
Apakah daya listrik itu?
Pada pembahasan sebelumnya telah
diketahui bahwa setiap mengalirkan arus listrik, sumber tegangan mengeluarkan
energi listrik sebesar W = V.l.t
Besarnya energi listrik yang
dikeluarkan tiap satu sekon disebut Daya Listrik yang dapat ditulis sebagai
berikut :
Keterangan :
P = Daya listrik (W)
W = Energi yang dikeluarkan sumber
tegangan (J)
t = Waktu (s)
Contoh Soal Cara Menghitung Besar
Daya Listrik
1. Sebuah lampu
pijar tertulis 100 watt/100 volt. Jika lampu itu dipasang pada tegangan 80
volt. Diminta menghitung besarnya daya sekarang yang digunakan lampu tersebut?
Penyelesaian :
Diketahui :
P1 =
100 watt
E1 =
100 Volt
E2 =
80 Volt
Ditanyakan = P2?
Jawab :
2. Pada sebuah
alat listrik tertulis 220 V, 500 watt. Jika alat itu dipasang pada tegangan 110
V. Diminta menghitung daya listrik sekarang setelah dihubungkan pada tegangan
110V?
Penyelesaian :
Diketahui :
E1 = 220 V
P1 = 500 watt
E2 = 110 V
Ditanyakan : P2?
C.
Cara
Menghitung Rekening Listrik
a. Perhitungan
Rekening Listrik
Energi dari suatu benda adalah ukuran dari kesanggupan benda tersebut untuk
melakukan suatu usaha. Satuan energi adalah joule.
Energi Listrik adalah energi akhir yang dibutuhkan bagi peralatan listrik
untuk menggerakkan motor, lampu penerangan, memanaskan, mendinginkan ataupun
untuk menggerakkan kembali suatu peralatan mekanik untuk menghasilkan bentuk
energi yang lain.
Satuan daya = joule/sekon sering disebut sebagai watt. Satuan energi juga
dapat dinyatakan dalam waat, yaitu watt-jam atau Wh.
1 Wh = 1 J/s x 3600 s = 3600 J
1 KWh = 1000 Wh = 3600 kJ
Pengertian energi listrik adalah kemampuan untuk melakukan atau
menghasilkan usaha listrik (kemampuan yang diperlukan untuk memindahkan muatan
dari satu titik ke titik yang lain). Energi listrik dilambangkan dengan W.
Berikut adalah cara menghitung rekening listrik :
Contoh Cara Penghitungan Rekening Listrik :
Contoh 1
Seorang pelanggan dengan daya 1.300 VA meteran yang dicatat akhir bulan
Oktober 2011 adalah 070100, dan dicatat bulan sebelumnya (September) 2011
adalah 069600. Jumlah rekening listrik yang harus dibayar adalah :
Pemakaian kWh = Stand meter
akhir – Stand meter yang lalu
= 070100 – 069600 = 500 kWh
Biaya pemakaian = 500 kWh x Rp
795
=
Rp 397.500
Pajak Penerangan Jalan (PPJ) =
10 % x 397.500)
=
Rp 39.750 3.
Total rekening yang harus dibayar =
biaya pemakaian + PPJ
= 397.500 + 39.750
= Rp 437.250
Contoh 2
Seorang pelanggan dengan daya 900 VA meteran yang dicatat akhir bulan
februari 2015 adalah 017199, dan dicatat bulan sebelumnya (Januari) 2015 adalah
017079. Jumlah rekening listrik yang harus dibayar adalah :
Pemakaian kWh = Stand meter
akhir – Stand meter yang lalu
= 017199-017079
= 120 kWh.
Biaya pemakaian = 120 kWh x Rp
495
= Rp 59.400
Pajak Penerangan Jalan (PPJ) =
10 % x 59.400
= Rp 5.940
Total rekening yang harus dibayar =
biaya pemakaian + PPJ
=
Rp. 59.400 + Rp. 5.940
= Rp. 65.340
D. Hubungan Antara Kalor Dengan Energi Listrik
Kalor
merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk kebentuk yang lain.
Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi maka energi listrik dapat berubah menjadi
energi kalor dan juga sebaliknya energi kalor dapat berubah menjadi energi
listrik. Alat yang digunakan mengubah energi listrik menjadi energi kalor
adalah ketel listrik, pemanas listrik, dll.
Besarnya energi listrik yang diubah atau diserap sama dengan besar kalor yang dihasilkan. Sehingga secara matematis dapat dirumuskan.
W = Q
Kita ketahui bahwa
Q = m.c. (t2 - t1)
Sehingga dapat didapatkan persamaan sebagai berikut :
I.R.I.t = m.c.(t2 - t1)
Dimana :
I = kuat arus listrik (A)
R = Hambatan (ohm)
t = waktu yang dibutuhkan (sekon)
m = massa (kg)
c = kalor jenis (J/ kg C)
t1 = suhu mula - mula (C)
t2 = suhu akhir (C)
Besarnya energi listrik yang diubah atau diserap sama dengan besar kalor yang dihasilkan. Sehingga secara matematis dapat dirumuskan.
W = Q
Kita ketahui bahwa
Q = m.c. (t2 - t1)
Sehingga dapat didapatkan persamaan sebagai berikut :
I.R.I.t = m.c.(t2 - t1)
Dimana :
I = kuat arus listrik (A)
R = Hambatan (ohm)
t = waktu yang dibutuhkan (sekon)
m = massa (kg)
c = kalor jenis (J/ kg C)
t1 = suhu mula - mula (C)
t2 = suhu akhir (C)
E. Penerapan
Energi Listrik dalam Kehidupan Sehari-hari
Listrik adalah aliran tenaga atau
daya listrik. Listrik merupakan bagian mendasar dari alam semesta dan salah
satu bentuk energi yang paling banyak digunakan. Listrik sebenarnya merupakan
sumber energi sekunder, yang disebut sebagai pembawa energi. Hal ini berarti
bahwa kita mendapatkan listrik dari konversi dari sumber energi lainnya,
seperti batubara, energi nuklir, atau matahari yang disebut sebagai sumber
primer. Sumber energi yang kita gunakan untuk membuat listrik dapat terbarukan
atau tak terbarukan, tapi listrik itu sendiri adalah tidak terbarukan atau tak
terbarukan.
Sebelum listrik tersedia lebih dari
100 tahun yang lalu, rumah diterangi lampu minyak tanah, makanan didinginkan
dalam kotak es, dan ruangan dihangatkan oleh tungku pembakaran kayu atau
batubara. Banyak ilmuwan dan penemu telah bekerja untuk menguraikan
prinsip-prinsip listrik sejak tahun 1600-an. Beberapa prestasi penting telah
dibuat oleh Benjamin Franklin, Thomas Edison, dan Nikola Tesla.
Benjamin Franklin menunjukkan bahwa
kilat adalah listrik. Thomas Edison menemukan bola pijar tahan lama yang
pertama kali. Sebelum tahun 1879, listrik arus searah (DC) telah digunakan pada
lampu arc untuk penerangan luar ruangan. Pada akhir tahun 1800, Nikola Tesla
merintis generator, transmisi, dan penggunaan listrik alternating current (AC),
yang mengurangi biaya transmisi listrik jarak jauh. Penemuan Tesla membuat
listrik bisa digunakan untuk menerangi rumah kita dan untuk menggerakkan mesin
listrik industri.
Listrik mempunyai manfaat yang sangat besar kita bisa menggunakan untuk memasak,
menyalakan lampu, menghidupkan radio dan berbagai macam yang lain. Dalam
pemanfaatanya listrik di bedakan menjadi sebagai berikut :
1. Listrik
sebagai penghasil cahaya
Setiap sudut rumah kiat banyak lampu
yang di pasang . Gunanya lampu sebagai cahaya yang menerangi bila malam datang
dan sebagai pengganti cahaya matahari. Cara kerja nya apabila arus listrik mengalir pada kawat wolfarm pada lampu maka
akan terjadi panas dan mengakibatkan berpijar. Kawat wolfram ini bersifat halus
dan berhambatan tinggi.
2. Listrik sebagai penghasil
panas.
Listrik sebagai
penghasil panas kita aplikasikan pada alat yang menggunakan elemen pemanas.
Bisanya di gunakan untuk keperluan rumah tangga seperti untuk memasak (kompor listrik ),untuk
menanak nasi (magic com),untuk menyetrika (setrika listrik )
dan masih banyak lagi alat yang menggunakan pemanas.bila arus mengalir pada
nikel atau elemen pemanas maka akan mengakibatkan panas , panas inilah yang di
gunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
3. Listrik
sebagai penghasil gerak
Di dalam kehidupan sehari hari kita
sering menjumpai berbagai macam kebutuhan yang menggunakan listrik untuk
menghasilkan gerak . Sebagai contoh motor, mobil, kipas angin dan lain lain
alat ini menghasilkan gerak untuk berjalan atapun untuk memudahkan manusia
dalam segala aktivitasnya.
F. KEMAGNETAN
Kemampuan suatu benda menarik benda lain yang berada didekatnya disebut kemagnetan.
Berdasarkan kemampuan benda menarik benda lain dibedakan menjadi dua, yaitu
benda magnet dan benda bukan magnet. Namun, tidak semua benda yang berada di
dekat magnet dapat ditarik. Benda yang dapat ditarik magnet disebut benda
magnetik. Benda yang tidak dapat ditarik magnet disebut benda nonmagnetik.
Benda yang dapat ditarik magnet ada yang dapat ditarik kuat, dan ada yang
ditarik secara lemah. Oleh karena itu, benda dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
benda feromagnetik, benda paramagnetik, dan benda diamagnetik. Benda yang
ditarik kuat oleh magnet disebut benda feromagnetik. Contohnya besi, baja,
nikel, dan kobalt. Benda yang ditarik lemah oleh magnet disebut benda
paramagnetik. Contohnya platina, tembaga, dan garam. Benda yang ditolak oleh
magnet dengan lemah disebut benda diamagnetik. Contohnya timah, aluminium,
emas, dan bismuth.
Benda-benda magnetik yang bukan magnet dapat dijadikan magnet. Benda itu ada
yang mudah dan ada yang sulit dijadikan magnet. Baja sulit untuk dibuat
magnet, tetapi setelah menjadi magnet sifat kemagnetannya tidak mudah hilang,
maka baja digunakan untuk membuat magnet tetap (magnet permanen). Besi mudah
untuk dibuat magnet, tetapi jika setelah menjadi magnet sifat kemagnetannya
mudah hilang. Jadi, besi digunakan untuk membuat magnet sementara (magnet
remanen).
Setiap benda magnetik pada dasarnya terdiri magnet-magnet kecil yang disebut
magnet elementer. Oleh sebab itu, prinsip membuat magnet adalah mengubah
susunan magnet elementer yang tidak beraturan menjadi searah dan teratur. Ada
tiga cara membuat magnet, yaitu menggosok, induksi, dan arus listrik
Menggosok
|
Cara ini dapat dilakukan dengan menggosokkan bahan
itu ke magnet dalam satu arah. Kutub magnet yang dihasilkan bahan akan
berlawanan arah dengan kutub magnet yang digunakan untuk menggosok.
|
|
Induksi
|
Cara ini dapat dilakukan dengan mendekatkan bahan
magnet pada suatu magnet kuat (tanpa menyentuhkannya). Ujung bahan magnet
yang didekatkan ke ujung magnet utama akan menjadi kutub yang berlawanan
dengan kutub magnet utama yang terdekat.
|
|
Arus Listrik
|
Untuk membuat magnet dengan cara ini, bahan magnet
harus dialiri arus. Arus listrik ini dialirkan searah melalui kawat yang
dililitkan pada bahan magnet. Magnet yang dibuat dengan cara ini dinamakan
magnet listrik atau elektromagnet. Untuk menentukan kutub-kutub magnetnya, digunakan
kaidah tangan kanan
|
|
Agar sifat kemagnetan sebuah magnet dapat tahan lama, maka dalam menyimpan
magnet diperlukan angker (sepotong besi) yang dipasang pada kutub magnet.
Pemasangan angker bertujuan untuk mengarahkan magnet elementer hingga membentuk
rantai tertutup.
Selain itu, magnet juga dapat dihilangkan kemagnetannya. Sebuah magnet akan hilang sifat kemagnetannya jika magnet dipanaskan, dipukul-pukul, dan dialiri arus listrik bolak-balik. Magnet yang mengalami pemanasan dan pemukulan akan menyebabkan perubahan susunan magnet elementernya. Akibat pemanasan dan pemukulan magnet elementer menjadi tidak teratur dan tidak searah. Penggunaan arus AC menyebabkan arah arus listrik yang selalu berubah-ubah. Perubahan arah arus listrik memengaruhi letak dan arah magnet elementer. Apabila letak dan arah magnet elementer berubah, sifat kemagnetannya hilang.
Selain itu, magnet juga dapat dihilangkan kemagnetannya. Sebuah magnet akan hilang sifat kemagnetannya jika magnet dipanaskan, dipukul-pukul, dan dialiri arus listrik bolak-balik. Magnet yang mengalami pemanasan dan pemukulan akan menyebabkan perubahan susunan magnet elementernya. Akibat pemanasan dan pemukulan magnet elementer menjadi tidak teratur dan tidak searah. Penggunaan arus AC menyebabkan arah arus listrik yang selalu berubah-ubah. Perubahan arah arus listrik memengaruhi letak dan arah magnet elementer. Apabila letak dan arah magnet elementer berubah, sifat kemagnetannya hilang.
Gambar : Cara menghilangkan sifat kemagnetan dengan a) dipukul-pukul, b) dipanaskan, dan c) dialiri arus listrik AC
Kutub-Kutub Magnet
Kutub-kutub magnet adalah bagian ujung magnet yang memiliki kekuatan paling
besar untuk menarik partikel besi dibandingkan bagian magnet yang lain. Setiap
magnet memiliki dua buah kutub, yaitu kutub selatan dan kutub utara. Garis
lurus yang menghubungkan kedua kutub ini disebut sumbu magnet. Jika kita
menggantungkan sebuah magnet dan mendiamkannya, arah memanjang magnet selalu
mengarah ke arah utara-selatan. Sementara itu, jika sebuah magnet dipotong,
maka setiap potongan tersebut akan tetap memiliki dua kutub dan menjadi sebuah
magnet yang baru.
Jika kamu mendekatkan kutub-kutub
magnet yang sejenis langsung dengan tanganmu, maka kamu dapat melihat bahwa
kedua kutub tersebut akan sangat sulit disatukan. Makin kuat usaha yang kamu
berikan, makin kuat magnet tersebut melawan usahamu. Jika kamu mencoba
mendekatkan dua kutub magnet yang sejenis di atas meja dengan sedikit
menyentuhnya, maka makin dekat kamu mengarahkan kedua kutub magnet itu,
sehingga salah satu magnet akan berputar dan memberikan kutub yang berlawanan
jenis untuk menyatu dengan kutub yang lain. Ini terjadi karena kutub-kutub
magnet memiliki sifat tertentu, yaitu:
a) Dua kutub magnet yang sejenis bila didekatkan akan saling tolak
menolak.
b) Dua kutub magnet yang berlawanan jenis bila didekatkan akan saling
tarik-menarik.
Medan Magnet
Medan magnet adalah daerah sekitar magnet yang pada daerah itu magnet lain
masih dipengaruhi oleh gaya magnetik jika diletakkan di atasnya. Jika di daerah
tersebut ditaburkan serbuk besi, maka serbuk besi akan ditarik oleh kutub
magnet dan membentuk pola garis, disebut garis gaya magnet. Garis tersebut
menggambarkan pola medan magnet yang tidak pernah berpotongan satu sama
lainnya. Sifat-sifat dari garis gaya magnet adalah:
a) garis gaya magnet keluar dari kutub utara dan masuk ke kutub
selatan,
b) garis gaya magnet tidak pernah berpotongan,
c) tempat yang mempunyai garis gaya magnet rapat menunjukkan medan
magnet yang kuat. Sebaliknya, tempat yang mempunyai garis gaya magnet renggang
menunjukkan medan magnet yang lemah.
a.
MEDAN MAGNET DI SEKITAR ARUS LISTRIK
Di sekitar kawat yang dialiri arus listrik terdapat medan magnet. Hal ini
ditemukan oleh Hans Cristian Oersted berdasarkan hasil percobaannya.
1. Percobaan Oersted
Berdasarkan namanya, percobaan ini
dilakukan oleh seorang fisikawan bernama Hans Cristian Oersted (1777-1851).
Percobaan yang dilakukan pada 1819 ini berhasil menunjukkan bahwa terdapat
medan magnet di sekitar kawat yang berarus listrik. Pada percobaannya,
Oersted membuat kesimpulan sebagai berikut:
a) Di sekitar kawat (penghantar) yang dialiri arus listrik terdapat atau
timbul medan magnet.
b) Arah gaya magnet yang menyimpangkan jarum kompas bergantung pada arah
arus listrik yang mengalir dalam penghantar.
c) Besarnya medan magnet di sekitar kawat berarus listrik bergantung pada
kuat arus listrik dan jaraknya terhadap kawat.
Untuk menunjukkan arah medan magnet di
sekitar kawat lurus berarus listrik, genggamlah kawat dengan tangan kananmu.
Sesuai dengan kaidah tangan kanan, arah ibu jari menunjukkan arah arus,
sedangkan arah keempat jari yang lain menunjukkan arah medan magnet.Kaidah
tangan kanan pun dapat digunakan untuk menentukan arah medan magnet pada kawat
melingkar berarus listrik. Berbeda dengan kaidah tangan kanan yang berlaku pada
kawat lurus, pada kawat melingkar yangberarus ini ibu jari menunjukkan arah
medan magnet sementara keempat jari yang lain menunjukkan arah arus
listrik.
Untuk membuat medan magnet yang lebih
kuat di sekitar arus listrik, dapat dibuat lilitan kawat membentuk kumparan.
Kumparan yang seperti ini disebut solenoida. Solenoida memiliki sifat yang sama
dengan magnet batang, yaitu mempunyai kutub utara dan kutub selatan. Jika kita
menggenggam solenoida dengan tangan kanan, maka ibu jari akan mengarah pada
ujung yang merupakan kutub utara dan keempat jari lain menunjukkan arah arus
listrik. Dengan demikian, kita telah menerapkan kaidah tangan kanan untuk
menentukan arah arus dan medan magnet yang terjadi.
2. Elektromagnet
Elektromagnet
adalah kumparan berarus listrik yang disisipi inti besi sehingga menghasilkan
sebuah medan magnet yang kuat. Untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan
oleh kumparan, dapat dilakukan beberapa cara berikut ini:
a)
Menyisipkan kumparan dengan inti besi yang lebih bersifat magnetik.
b)
Memperbanyak lilitan kumparan.
c)
Memperbesar arus listrik.
Prinsip elektromagnetik digunakan untuk menarik logam yang berat dan sebagai
dasar kerja dari peralatan listrik, seperti bel listrik, relai, dan pesawat
telepon.
3. Gaya Lorentz
Gaya yang muncul akibat adanya arus listrik pada penghantar di dalam medan
magnet disebut gaya Lorentz atau gaya magnet. Dengan menggunakan kaidah tangan, kita dapat menentukan arah dari gaya magnet
ini. Bila tangan kanan terbuka dengan ibu jari menunjukkan arah arus I dan
keempat jari lain yang dirapatkan menunjukkan arah garis gaya B, arah gaya
magnet F adalah ke atas , tegak lurus terhadap permukaan tangan kanan. Besar
gaya magnet ini dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :
1)
Besarnya kuat arus yang dialirkan pada kawat.
2)
Kuatnya medan magnet di sekitar kawat.
3)
Panjang kawat penghantar.
4)
Arah garis gaya magnet terhadap arus.
Dengan
perumusan besarnya dituliskan dalam rumus : F=BxIXl
Prinsip gaya magnet ini menjadi inspirasi dari pembuatan alat-alat listrik
seperti motor listrik, alat ukur listrik, dan kipas angin.
b. INDUKSI
ELEKTROMAGNETIK
Induksi elektromagnetik adalah proses pembuatan arus listrik dengan cara mendekatkan
sumber listrik pada sebuah magnet.
1. Proses Terjadinya Induksi Elektromagnetik
Induksi elektromgnetik pertama kali
diteliti oleh Michael Faraday (Inggris) dan Joseph Henry (Amerika). Dari
percobaan yang dilakukan secara terpisah pada tahun 1831 oleh dua ilmuwan
tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa bahwa arus listrik dapat dimunculkan dari
sebuah magnet dengan cara menggerak-gerakkan sebuah kawat pada medan magnetnya
atau dengan cara memasukkan dan mengeluarkan magnet ke dalam suatu kumparan
kawat.
Setelah itu, Faraday menukar benda yang
digerakkan. Ia mencoba menggerakkan kawat melingkar dan memegang sebuah magnet
di tengah-tengah lingkaran tersebut. Pada percobaan ini pun Faraday menemukan
bahwa arus kembali diinduksi karena jarum amperemeter bergerak.
Ketika arus dihasilkan, maka saat itu akan
terdapat beda potensial atau tegangan antara ujung-ujung kumparan yang
diinduksi. Tegangan yang demikian disebut dengan tegangan induksi. Dalam
percobaan Faraday, ia menemukan bahwa besarnya tegangan induksi ini bergantung
pada tiga faktor lain, yaitu:
a) Jumlah lititan kumparan. Makin banyak lilitan kumparan, makin
besar tegangan induksi yang dihasilkan.
b) Kecepatan gerakan magnet. Makin cepat gerakan magnet, makin besar pula
tegangan induksi yang dihasilkan.
c) Jumlah garis gaya magnet. Makin banyak garis gaya magnet, makin besar
tegangan induksi yang dihasilkan.
Jika magnet pada kumparan tersebut
terus digerakkan, maka arus yang melewati kumparan akan berubah-ubah arah
sesuai dengan gerakan magnetnya. Arus yang demikian disebut dengan arus
bolak-balik (AC = alternating curent). Beberapa alat yang menggunakan prinsip
kerja hasil percobaan Faraday, di antaranya adalah generator dan transformator.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Energi listrik adalah energi yang disebabkan oleh
mengalirnya muatan listrik dalam suatu rangkaian tertutup. Energi
listrik merupakan suatu bentuk energi yang berasal dari sumber arus. Energi
listrik dapat diubah menjadi bentuk lain, misalnya : Energi listrik menjadi
energi kalor / panas, contoh: seterika, solder, dan kompor listrik.
Untuk menghitung besarnya energi
listrik yang dikeluarkan oleh sumber tegangan, dapat digunakan konsep beda
potensial yaitu dengan persamaan berikut :
W = V.l.t
Keterangan :
W = Energi yang dikeluarkan sumber tegangan (J)
V = Beda potensial (V)
l = kuat arus (A)
t = waktu (s)
Besarnya
energi listrik yang dikeluarkan tiap satu sekon disebut Daya Listrik yang dapat
ditulis sebagai berikut :
Keterangan :
P = Daya listrik (W)
W = Energi yang dikeluarkan sumber
tegangan (J)
t = Waktu (s)
B. Saran
Kami
selaku penyusun menyadari masih jauh dari sempurna dan tentunya banyak sekali
kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Hal ini disebabkan karena masih
terbatasnya kemampuan kami.
Oleh
karena itu, kami selaku pembuat makalah ini sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun. Kami juga mengharapkan makalah ini sangat
bermanfaat untuk kami khususnya dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Khalim,
Abdul. Dkk .2005. Sains Fisika. Jakarta : PT Bumi Aksara
2.
Marsudi,
Djiteng. 2006. Operasi Sistem Tenaga Lisrik. Yogyakarta : Graha Ilmu
3.
Subagya,
Hari. Dkk. 2007. Sains Fisika 1 SMA/MA. Jakarta : PT Bumi Aksara
4.
Abadi,
Prayitno. Dkk. 2008. Fisika dan Kegunaannya. Jakarta : Azka Press
5.
_____. 2002.
IPA Fisika. Surabaya : Lentera Ilmu
6.
_____. 2002.
Teknik-Teknik Dasar Listrik. Jakarta : PT Rineka Cipta
7.
Suryanti. Widodo, Wahono. Dkk.
2003. KONSEP DASAR IPA-FISIKA SD.
Surabaya: Unesa University Press.
8.
Novianti,
Ike. 2010. SMP Panduan Belajar. Yogyakarta : Primagama Yogyakarta
9.
Mundilarto,
Istiyono, Edi. 2007. Seri IPA FISIKA 3SMP Kelas IX. Bogor : Quadra
10. Suryatin,
Budi. 2007. Sukses Sains FISIKA 3. Jakarta : PT Grasindo
1.
Hikmah.
2013. Energi dan Daya Listrik, (online), http://hikmah-d.blogspot.co.id/2013/09/arus-listrikenergi-dan-daya-listrik.html,
(Diakses 10 Oktober 2015)
2.
Ode, Amir.
2015. Cara Menghitung Tagihan Listrik, (online), http://www.naskah.net/2015/01/cara-menghitung-tagihan-listrik-2015.html,
(Diakses 10 Oktober 2015)
3.
PT PLN
Persero. 2011. Mengenal Siklus Pakai dan Bayar Listrik, (online), http://www.pln.co.id/disjateng/?p=637,
(Diakses 10 Oktober 2015)
4.
Syartika,
Anggraini. Dkk. 2013. “Evaluasi Perbandingan Metode Pembayaran Listrik
Konvensional dengan Metode Pembayaran Listrik Prabayar Ditinjau dari
Profitabilitas Perusahaan di PT PLN (Persero) Cabang XYZ”. Jurnal Teknik
Industri, (online), Vol 1, No.3,
Diunduh 10 Oktober 2015.
5. Mukhlis, Baso. 2012. “Biaya Pemasangan Baru
dan Perhitungan Rekening Listrik Golongan Tarif Rumah Tangga”. Jurnal Ilmiah
Foristek, (online), Vol 2, No. 1,
Dounduh 10 Oktober 2015